Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba Presiden Amerika Trump mengumumkan tarif impor resiprokal barang2 Indonesia yang masuk ke US sebesar 32%! Bukan cuma Indonesia, tetapi semua negara di dunia dikenai tarif resiprokal, minimal 10% yang berlaku secara umum. 

Yang menjadi pertanyaan adalah apa dasar dari penerapan angka tarif 32% ini? Yang namanya tarif reciprocal (tarif imbal balik) biasanya berlaku pada saat perang dagang untuk membalas tarif yang dikenakan lebih dahulu. Pada saat pengumuman memang disampaikan bahwa dasar dari 32% adalah separuh dari tarif yang dikenakan Indonesia terhadap US yaitu sebesar 64%.

Berikut data tarif beberapa negara yang diumumkan oleh Trump

Country

Alleged Tariffs Charged 
on U.S. Goods

Reciprocal Tariff

China67%34%
European Union39%20%
Vietnam90%46%
Taiwan64%32%
Japan46%24%
India52%26%
South Korea50%25%
Thailand72%36%
Switzerland61%31%
Indonesia64%32%
Malaysia47%24%

 

Penasaran, ingin tahu lebih jelas dasar perhitungan pengenaan tarif ini walaupun menurut yang diumumkan tarif yang diberlakukan ke masing-masing negara adalah separuh dari tarif yang dikenakan negara tersebut kepada Amerika, tapi angkanya mencurigakan sekali. Apa iya, negara-negara tersebut mengenakan tarif yang besar kepada amerika? Apakah ini murni urusan perdagangan atau ada motif politik? Apakah ada hubungannya dengan makin menguatnya blok BRICS di mana Indonesia baru saja menjadi anggotanya?

Coba kita lihat lebih jauh table tarif dari trump, kita tambahkan beberapa elemen data untuk membantu analisa, lalu kita buatkan dashboard nya menggunakan tableau. Berikut visualisasi data tarif trump:

 

Dari data di atas nampaknya tidak ada korelasi dengan urusan politik, negara-negara yang dicap "axis of evil" oleh Amerika ada yang mendapat tarif tinggi ada juga yang rendah. Demikan juga, negara-negara yang dianggap bestie nya amerika seperti Inggris, Israel, Jepang, dll ada yang mendapatkan tarif yang cukup besar juga. 

Negara-negara Eropa yang masuk ke dalam EU bahkan dipukul rata 20%, baik anggota NATO atau tidak. Jadi ini memang urusan ekonomi / pedagangan semata. Tapi dari mana angka-angka ini muncul. Mengetahui dasar perhitungan angka ini menjadi penting jika kita ingin bernegosiasi menurunkan tarif.

Tapi dari mana mereka mendapatkan angka 64% ini? Apakah benar Indonesia menerapkan tarif 64% terhadap barang-barang impor dari amerika? Hasil dari googling saya tidak mendapatkan ini, malah nemunya tulisan di https://taxfoundation.org/blog/trump-reciprocal-tariffs-calculations/ yang menyatakan bahwa perhitungan tarif sbb:

Specifically, the White House documents appear to allege the “tariffs charged to the USA” are the greater of two different quantities: (a) 10 percent, and (b) the 2024 US trade deficit in goods with a given country, divided by the total quantity of US imports from that country.

Berikutnya kita akan bahas kinerja export/import Indonesia dengan Amerika. Di bawah ini adalah grafik export/import Indonesia ke Amerika tahun 2017 - 2023

trend export import indonesia - US

Seperti terlihat pada grafik di atas (sumber data dari BPS), perdagangan Indonesia - Amerika selalu surplus bagi Indonesia. Pada tahun 2023 saja surplus Indonesia (defisit bagi US) nilainya sebesar hampir USD 12 Milyar. 

Cara Amerika menghitung tarif yang diberlakukan memang rada aneh, yaitu :
tarif = defisit perdagangan dgn negara dibagi total import dari negara tersebut. 

Dengan rumus tersebut, maka tahun 2023, tarif Indonesia thd barang Amerika adalah sekitar12 milyar dibagi 23 milyar, yaitu sekitar 52%! Dan untuk tarif 2025 ini digunakan angka export/import dari departemen perdagangan amerika sendiri (bukan dari BPS), dan nilainya agak berbeda dengan data BPS 2024.